BagusTech – Kimo Stamboel kembali dengan film orisinal Netflix Indonesia berjudul Abadi Nan Jaya. Kali ini, ia memadukan drama keluarga dan teror zombie dalam satu kisah penuh ketegangan yang lahir dari budaya lokal. Berlatar di desa Jawa yang tenang, film ini berubah menjadi mimpi buruk saat ramuan jamu tradisional justru membawa bencana mematikan.
Sinopsis Abadi Nan Jaya
Cerita dimulai di Desa Wanirejo, tempat Sadimin (Donny Damara) menjalankan bisnis jamu bernama Wani Waras. Demi mempertahankan kejayaan keluarganya, ia menciptakan ramuan baru bernama “Abadi Nan Jaya”. Ramuan itu diklaim bisa membuat orang awet muda dan memperkuat tubuh. Tapi ambisi Sadimin berubah menjadi malapetaka. Orang-orang yang mengonsumsi jamu itu berubah menjadi makhluk buas pemakan manusia.

Keluarga Sadimin yang sudah lama retak terpaksa kembali bersatu di tengah kekacauan. Kenes (Mikha Tambayong), putri Sadimin, datang ke rumah dengan suaminya Rudi (Dimas Anggara) dan anak mereka, Raihan. Di sana, ia bertemu lagi dengan Karina (Eva Celia), istri muda ayahnya yang juga mantan sahabatnya. Ketegangan keluarga makin meningkat saat wabah zombie mulai menyebar dari pabrik jamu ke seluruh desa.

Konflik pribadi berubah menjadi perjuangan hidup. Setiap anggota keluarga harus menghadapi rasa bersalah, amarah, dan pengkhianatan lama, sambil melawan serangan zombie yang semakin brutal. Film ini memadukan kisah kemanusiaan dengan aksi intens, memperlihatkan bagaimana cinta dan dendam bertabrakan di tengah krisis.
Latar dan Nuansa Lokal
Kimo menonjolkan unsur Indonesia lewat detail-detail budaya yang familiar—pesta sunatan, musik dangdut, petasan, dan suasana pedesaan Jawa. Bahkan sumber wabahnya pun berasal dari jamu, warisan tradisional yang disulap menjadi simbol ambisi dan keserakahan manusia. Elemen-elemen ini membuat Abadi Nan Jaya terasa berbeda dari film zombie kebanyakan.

Abadi Nan Jaya bukan hanya film horor, tapi juga cerminan hubungan keluarga dan moralitas manusia. Sadimin melambangkan obsesi terhadap kekuasaan, sementara Kenes dan Karina mewakili luka dan rekonsiliasi. Di balik darah dan teriakan, film ini menyimpan pesan tentang harga dari keserakahan dan pentingnya memaafkan.
Kimo Stamboel berhasil menghadirkan horor yang dekat dengan akar budaya Indonesia namun tetap punya daya tarik global. Abadi Nan Jaya membuktikan bahwa cerita lokal bisa bersaing di panggung dunia tanpa kehilangan jati diri.

